Rabu, 04 November 2015

Pemetaan

PADA PETA TERDAPAT 8 INFORMASI LAYOUT PETA

1. Logo dan pelaksanaan kegiatan
     (logo memuat lambang instansi atau suatu dinas, sedangkan pelaksana kegiatan adalah dinas terkait)
2. Nama kegiatan
     (Rencana Zonasi)
3. Judul
    (contoh: peta zonasi)
4. Arah Mata Angin dan Skala
5. Proyeksi
6. Insert peta dan sistem grid
7. Legenda
8. Referensi/Sumber peta dan riwayat peta



GARIS LINTANG DAN GARIS BUJUR

GARIS LINTANG           
          Garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) adalah garis-garis khayal dipermukaan bumi yang dilukis di atas peta, atlas atau bola dunia untuk membantu menunjukkan kedudukan suatu tempat. Letak dan posisi tempat dirujuk oleh titik persilangan (koordinat) antara garis lintang dengan garis bujur. Nilai garis lintang dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis bujur.

           Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola dunia yang sejajar dengan Garis Ekuator. Garis lintang diukur dalam kiraan (°) dari Garis Khatulistiwa atau Ekuator (0°) tanpa sudut. Garis-garis lintang utama di dunia terdiri dari Garis Khatulistiwa, Garis Sartan, Garis Jadi, Garis Artik, dan Garis Anartik. Semua garis lintang berbentuk lingkaran cincin, kecuali Kutub Utara (90°LU) dan Kutub Selatan (90°LS) yang berbentuk titik untuk menggambarkan poros bumi. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah Utara Ekuator, sedangkan Lintang Selatan (LS) berarti semua tempat yang terletak di sebelah Selatan Ekuator.

GARIS BUJUR
           Garis Bujur adalah garis maya yang ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan atau sebaliknya. Garis ini membujur dan membagi bola bumi menjadi 2 bagian, yaitu bagian barat dan timur. Garis tersebut menghubungkan ke-2 kutub dan melewati kotaGreenwich, Inggris. Jadi, garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut Bujur Barat dan garis yang berada di sebelah timur Greenwich disebut Bujur Timur. Jarak kedua garis bujur itu dari Greenwich hingga pada batas 180º. Pada jarak itu, Bujur Barat dan Bujur Timur kembali bertemu. Garis bujur inilah yang pada perkembangannya dijadikan sebagai patokan dalam menentukan waktu di berbagai belahan dunia. Sehingga sering kali pada setiap kapal terdapat 2 jam yang digunakan. Jam yang menunjukkan waktu berdasarkan waktu di kota Greenwich dan jam yang menunjukkan waktu lokal atau berdasarkan Matahari. Pengukuran garis bujur dalam derajat, menit dan detik, misalnya 5o10’ 30” B.
           Garis bujur menggambarkan lokasi sebuah tempat di timur atau barat Bumi dari sebuah garis utara-selatan yang disebut Meridian Utama. Berbeda dengan garis lintang yang memiliki ekuator sebagai posisi awal alami, maka tidak ada posisi awal alami untuk garis bujur. Oleh karena itu, sebuah dasar meridian harus dipilih, yaitu dengan mengadopsi meridian Greenwich sebagai Meridian utama universalatau titik nol bujur.
         Jadi, garis bujur dimanfaatkan sebagai dasar dalam menentukan perbedaan waktu di seluruh dunia. Setiap jarak 15° ke arah Bujur Barat maupun ke arah Bujur Timur menunjukkan selisih waktu 1 jam (60 menit). Hal ini didasarkan atas perhitungan bahwa dalam sehari semalam (selama 24 jam) Matahari mengelilingi Bumi sebesar 360° (di mana 360°/24 jam = 15°).
 

GAMBAR GARIS BUJUR DAN GARIS LINTANG

PROYEKSI
Proyeksi adalah metode untuk merubah permukaan lengkung (3D) menjadi representasi dalam bidang datar (2D). Bentuk bumi berupa ruang 3D yg melengkung menyerupai ellipsoid. Untuk merepresentasikan bentuk bumi dalam bidang datar (2D) perlu dilakukan transformasi dengan menggunakan metode proyeksi peta.



Proyeksi peta didefinisikan sebagai fungsi matematika untuk mengkonversikan antara lokasi pada permukaan bumi dan proyeksi lokasi pada peta. Pengkonversian dilakukan dari sistem referensi geografis (spherical) menjadi sistem planar (cartesian). Misal: lintang (latitude) / bujur (longitude) Æ x/y.

Dalam transformasi dari bidang lengkung ke bidang datar terkadang mengalami distorsi atau perubahan dari bentuk aslinya. Agar mendapatkan bentuk ideal, perlu persyaratan geometrik, yaitu:
1) Jarak antar titik pada peta harus sesuai dengan jarak realitasnya (faktor skala peta)
2) Luas area (wilayah) harus sesuai dengan sebenarnya (faktor skala peta)
3) Sudut/arah garis yang direpresentasikan pada peta harus sesuai dengan sebenarnya
4) Bentuk unsur yang direpresentasikan pada peta harus sesuai dengan bentuk sebenarnya. (juga dengan memperhatikan faktor skala peta)

SUMBER :
https://fahripeblog.wordpress.com/2009/08/12/garis-lintang-dan-garis-bujur/ 









.