Matriks Kesesuaian Untuk Budidaya Perikanan
Kesesuaian kawasan untuk budidaya ikan di KJA dilakukan dengan beberapa tahapan, yakni penyusunan basis data, penyusunan matriks kesesuaian dan ketetapan indeks analisis kesesuaian.
Penggunaan data lapangan sangat berguna dalam proses analisis kesesuaian kawasan, khususnya dalam penyusunan basis data. Data lapangan tersebut diperoleh sebagai hasil pengukuran riil di lapangan berdasarkan parameter biofisik perairan yang diamati.parameter fisika kimia perairan yang diamati terdiri atas karakteristik lingkungan dan aspek kualitas air. Karakteristik lingkungan meliputi keterlindungan, kecepatan arus, kedalaman dan substrat. Adapun aspek kualitas air meliputi oksigen terlarut (DO), suhu, salinitas, kecerahan dan derajat keasaman (pH). Keseluruhan parameter tersebut dipandang penting dalam penilaian kelayakan lahan dan mempengaruhi keberhasilan pada kegiatan budidaya ikan dengan sistem KJA.
Tabel. Matriks kesesuaian untuk budidaya di KJA.
Tabel. Matriks kesesuaian untuk budidaya di KJA.
Pemberian bobot tersebut mempertimbangkan pengaruh variabel yang dominan yang menentukan keberhasilan budidaya. Kecepatan arus dan kedalaman merupakan parameter kunci yang sangat menentukan sehingga kedua parameter tersebut diberi bobot tertinggi yakni 25. Arus merupaan faktor yang berfungsi untuk membawa massa air yang mengandung oksigen yang cukup untuk aktivitas respirasi ikan. Arus juga membawa sisa-sisa pakan, fases dan buangan metabolik ikan keluar jauh dari kurungan (Beveridge, 1991). Adapun Kedalaman perairan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi penenmpatan KJA.
Daya Dukung kawasan budidaya ikan
Daya dukung kawasan sangat penting dalam menunjang kegiatan budidaya ikan. Daya dukung kawasan merupakan ukuran kuantitatif yang akan memperlihatkan beberapa jumlah ikan yang dapat dipelihara pada lokasi budidaya dalam luasan area yang telah ditentukan tanpa menimbulkan degradasi lingkungan. Selain itu, analisis daya dukung lingkungan juga dilakukan untuk mengestimasi jumlah unit budidaya yang dapat didukung pad areal yang berpotensi.
Salah datu upaya yang dapat digunakan dalam mengetahui daya dukung lingkungan perairan adalah dengan pendekatan fisik kawasan yakni dengan menghitung luas kawasan budidaya yang sesuai. Kelas kesesuaian yang digunakan sebagai prioritas utama adalah kelas sangat sesuai (S1).Berdasarkan pendekatan tersebut maka perlu ditentukan rancang bangun dan tata letak KJA untuk menentukan kapasitas dan jumlah KJA yang dapat ditempatkan di kawasan perairan tersebut. rancangan bangun tersebut dibuat bersadarkan kelompok budidaya ikan.
Gambar. Rancang bangun enam unit KJA
Matriks Kesesuaian Untuk Ekowisata
1. Matriks kesesuaian untuk snorkling
Kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkling mempertimbangkan tujuh parameter dengan 4 klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata snorkling antara lain kecerahan perairan, tutupan karang, jenis life form, jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbuh karang dan lebar hamparan datar (Yulianda, 2007).
Tabel kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkling
2. Matriks kesesuaian untuk selam
Wisata bahari di kelompokkan ke dalam dua kategori yaitu wisata alam, wisata snorkling. Kesesuaian wisata bahari dalam kategori wisata selam mempertimbangkan enam parameter dengan empat klarifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata bahari kategori wisata selam antara lain kecerahan perairan, tutupan komunitas karang (karang keras, karang lunak, biota lain), jenis life form, jenis ikan karang, kecepatan arus, dan kedalaman terumbuh karang.
Tabel matriks kesesuaian wisata bahari kategori wisata selam.
Daya Dukung kawasan ekowisata bahari
Sesuai konsep pembangunan berkelanjutan, maka pengembangan pulauipulau kecil sebagai kawasan ekowisata harus memperhitungkan daya dukung kawasan tersebut. daya dukung wisata merupakan tipe spesipik dari daya dukung lingkungan dan mengarah kepada daya dukung dari lingkungan ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada secara lestari. Konsep daya dukung ekowisata mempertimbangkan dua hal, yaitu :
1. kemampuan alam untuk mentolerir gangguan atau tekanan dari manusia, dan
2. standar keaslian sumberdaya alam.
1. kemampuan alam untuk mentolerir gangguan atau tekanan dari manusia, dan
2. standar keaslian sumberdaya alam.
Perhitungan daya dukung wisata bahari berdasarkan karakteristik sumberdaya dan peruntukan, untuk daya dukung snorkling dan selam ditentukan berdasarkan sebaran dan kondisi terumbuh karang dengan mempertimbangkan potensi ekologis pengunjung luas area dan prediksi waktu yang dibutuhkan setiap kegiatan wisata.
Sumber Referensi :
Beveridge M. 1996. Cage aquacultur. Second Edition. Fishing News Books LTD.Farnhan, Surrey, England 341p.
Imam soehadi. 2014. Evaluasi kesesuaian kawasan untuk budidaya ikan kerapu (studi kasus perairan pulau semujur kabupaten bangka tengah). Sekolah pascasarjana Institut Pertanian Bogor : Bogor.
M.Riza.2009. Analisis pengelolaan terumbuh karang untuk pengambangan ekowisata bahari dipulau poncan kota sibolga provinsi sumatera utara. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Yulianda,F. 2003. Pengelolaan terumbuh karang di kawasan wisata bahari institut pertanian bogor :Bogor.